Banjir Rob hingga 1 Meter Terjang Pemukiman, Ratusan Warga Desa Samparong-Sikka Mengungsi

11 Maret 2024, 21:13 WIB
Banjir rob yang menerjang pemukiman warga Desa Samparong, Kabupaten Sikka, NTT. /Dok. Warga/Fikram

FLORESTERKINI.com – Sudah dua hari berturut-turut, tepatnya dari tanggal 10-11 Maret 2024, banjir rob menerjang pemukiman warga Desa Samparong, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Akibatnya, ratusan warga di desa itu tidak bisa beraktivitas di rumah sebagaimana biasanya, karena air dengan ketinggian hingga 1 meter mengepung pemukiman mereka.

Hal tersebut disampaikan Kapolres Sikka AKBP Hardi Dinata melalui Kapospol Pemana Aipda Abdul Hamid, dalam keterangannya kepada FLORESTERKINI.com, Senin, 11 Maret 2024 malam WITA.

Baca Juga: Prediksi Sinopsis Bidadari Surgamu Selasa 12 Maret 2024: Liburan Denis dan Sakinah Berantakkan, Ada Apa?

Kapospol Pemana menjelaskan, pada Senin, 11 Maret 2024, cuaca ekstrem melanda wilayah itu berupa angin kencang dan gelombang pasang, dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Hal inilah menyebabkan terjadinya banjir rob yang kemudian merendam pemukiman warga di Desa Samparong.

“Terjadi peristiwa banjir rob di Samparong ini sejak tanggal 10 Maret sekitar pukul 16.20 WITA sampai dengan Senin, 11 Maret 2024. Ketinggian banjir rob yang masuk ke pemukiman warga masih sekitar batas mata kaki orang dewasa,” kata Hamid.

Ia melanjutkan, puncak banjir rob terjadi pada Minggu malam, sekitar pukul 22.00 WITA, dengan ketinggian air mencapai 80 cm sampai 1 meter. Dengan kondisi ini, untuk sementara ratusan warga diungsikan ke rumah-rumah keluarga yang berada di ketinggian.

Baca Juga: Meski Hilal Masih Rendah dan Tak Terukyat, Kemenag: Awal Bulan Ramadan Jatuh pada 12 Maret 2024

Berdasarkan data sementara, ada sebanyak 270 Kepala Keluarga (KK) di Desa Samparong yang terdampak banjir rob itu, dengan rincian 90 KK di Dusun Kajoangin, 84 KK di Dusun Sukun, dan 96 KK di Dusun Sambuta.

“Korban jiwa dan hilang akibat bencana rob tidak ada,” paparnya.

Sementara itu, untuk fasilitas umum yang rusak akibat terjangan banjir rob sampai saat ini masih dalam proses pendataan.

Baca Juga: Wajib Diketahui! Berikut Batasan Waktu Pelayanan Pasien di Loket Pendaftaran Puskesmas Ritaebang

“Untuk ternak warga ada 7 ekor kambing mati dan bantuan pemerintah belum ada. Sampai sekarang ini pemerintah daerah masih melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Semparong terkait pendistribusian logistik,” katanya.

Selain itu, lanjut Hamid, hingga saat ini tiga dusun tersebut masih terendam banjir rob, dengan intensitas hujan yang tinggi disertai gelombang.

Di sisi lain, pemerintah daerah masih melakukan koordinasi dengan kepala desa setempat terkait situasi terkini dan rencana pendropingan logistik ke Desa Samparong.

Baca Juga: Forum Pemuda Kangae Resmi Dideklarasikan sebagai Wadah Perekat, Siap Jadi Jembatan Komunikasi Masyarakat

Adapun Desa Samparong merupakan pulau terluar yang berada di wilayah Kabupaten Sikka, dengan jarak tempuh menggunakan kapal motor kurang lebih 5-6 jam dari Kota Maumere.

Di Desa Semparong, setiap tahun sering terjadi musibah banjir rob, terutama apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi ditambah dengan ketiadaan tanggul pembatas dan letak rumah warga yang kebanyakan berada di pesisir pantai.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler