"Tim teknis kami telah berusaha menormalkannya dengan teknik lilitan. Namun di saat menyelesaikan persoalan itu, persoalan baru muncul yakni sil pada penggerak itu hancur," jelas Direktur PDAM Flotim.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa untuk mengatasi persoalan teknis tersebut, pihak PDAM lantas melakukan pemesanan material tersebut namun hingga kini belum juga kunjung tiba.
"Kami lantas lakukan pemesanan, namun hingga saat ini material tersebut belum tiba," sambung Metty Carvalo.
Metty Carvalo menambahkan, sebenarnya kondisi tersebut bisa dibantu dengan sumber air gravitasi namun terkendala dengan intensitas hujan yang cukup tinggi yang menyebabkan air tersebut sudah terkontaminasi dengan banjir.
"Seharusnya kondisi ini bisa di-backup dengan sumber air gravitasi. Namun sejak intensitas hujan meningkat, sumber air gravitasi kita terkontaminasi banjir, sehingga kami hentikan pasokan air dari sumber air gravitasi itu," imbuhnya.
Oleh karena itu distribusi ke sejumlah wilayah saat ini masih terkendala dan sangat bergantung pada aktivitas pompa yang mengalami kerusakan itu.
Lanjut Metty Carvalo, dampak dari kerusakan pompa utama serta terkontaminasinya banjir pada sumber air gravitasi itu menyebabkan mandeknya distribusi air pada Pipa 4 dan Pipa 10.