Seorang Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki Meninggal Dunia, Keluarga Kisahkan Kronologisnya Begini

- 27 Januari 2024, 06:49 WIB
Situasi di rumah duka Mama Maria Pene Hayon, Jumat (26/01/2024).
Situasi di rumah duka Mama Maria Pene Hayon, Jumat (26/01/2024). /Dok. Keluarga Almarhumah

FLORESTERKINI.com – Seorang pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, meninggal dunia. Pengungsi bernama Maria Pene Hayon (69) itu meninggal dunia di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, 25 Januari 2024 malam.

Almarhumah Maria Pene Hayon merupakan warga Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur. Sebelum dirawat di RS Kewapante dan meninggal dunia, ia sempat mengungsi selama dua pekan bersama keluarganya di Posko Kantor Desa Konga, Kecamatan Titehena.

Maria Pene juga diketahui mengidap asma. Hal ini dibenarkan oleh Maria Yana, menantu dari almarumah Maria Pene Hayon, saat dikonfirmasi FLORESTERKINI.com via telepon seluler pada Jumat, 26 Januari 2024 malam.

Baca Juga: Jaringan Internet Provider Indosat Terganggu hingga Jadi Trending Topik di X, Ternyata Ini Penyebabnya

Yana mengatakan, ibu mertuanya tersebut sangat rentan atau alergi terhadap cuaca dingin. Di saat Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami peningkatan status pada awal Januari 2024 lalu, seluruh warga desa dievakuasi ke lokasi pengungsian yang telah disiapkan oleh Pemda Flores Timur, termasuk Maria Pene Hayon.

Ketika berada di lokasi pengungsian, kata Yana, ibu mertuannya itu diberi satu lembar tikar tipis untuk digunakan sebagai alas tidur di lantai Kantor Desa Konga, dengan kondisi cuaca di lokasi pengungsian yang sangat dingin saat itu.

"Malam pertama mama sudah mulai mengeluh dada sesak karena tidur di lantai yang dingin, akhirnya kami pindah ke tenda yang baru dibangun dan diberikan kasur spon dari Kemensos," ungkapnya.

Baca Juga: Kasus DBD di Sikka Mulai Meningkat, Dokter Spesialis Anak Minta Masyarakat ‘Ramaikan’ 3M Plus

Ia mengaku sudah menyampaikan keluhan dari ibu mertuanya itu kepada salah satu petugas yang saat itu mengenakan baju dengan tulisan BPBD ketika berada di posko pengungsian, tetapi tidak mendapat respon balik.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah