Menanti 'Gairah' Polres Sikka Sikapi Laporan Keluarga Jodimus, Korban Dugaan Sindikat TPPO

- 3 April 2024, 16:30 WIB
Pondok tempat tinggal sementara untuk warga Sikka yang direkrut calo bernama Joker.//
Pondok tempat tinggal sementara untuk warga Sikka yang direkrut calo bernama Joker.// /Dok. Keluarga Korban

Keseluruhan biaya perjalanan dari Pelabuhan Laut Lorens Say Maumere dengan menggunakan KM Lambelu pada 12 Maret 2024 itu hingga tiba di tempat tujuan, termasuk tempat hunian mereka, dan pekerjaan, dijanjikan si perektut menjadi tanggung jawabnya.

Namun, tatkala mereka tiba di Kalimantan Timur, apa yang dijanjikan si perekrut Yuvinus alias Joker tersebut justru berbeda.

Baca Juga: Penipuan Online Jelang Lebaran Makin Marak, BRI Imbau Nasabah Waspada, Ikuti Tips Ini Biar Isi Rekening Aman!

Mengutip cerita kakaknya Jodimus serta penuturan dari calon pekerja asal Sikka lainnya, Santi demikianlah sapaan kesehariannya, melanjutkan bahwa Joker yang berjanji akan mengurus tempat tinggal  serta kebutuhan makan dan minum mereka ternyata berpaling dari janji-janji yang dia utarakan sebelum keberangkatan mereka dari Sikka.

Demi keberlangsungan hidup setelah sekian lama menanti untuk bekerja di perusahaan sawit sebagaimana yang dijanjikan Joker sebelumnya, mereka terpaksa bekerja memotong kayu, lalu menjualnya untuk mendapatkan uang agar bisa membeli bahan makanan sehari-hari.

"Memang mereka tinggal di pondok yang disediakan Joker itu. Di pondok itu hanya ada perlengkapan dapur seadanya dan parang, tanpa ada beras dan air. Air untuk masak sama sekali tidak ada,” tutur Santi kepada wartawan, Senin, 1 April 2024.

Baca Juga: Teater Perempuan Mahar Gading Tampil di Hari Ketiga Gelaran FBN 2024, Ini Kata Tokoh Adat Rumpun Balaweling

Ari, seorang warga Kampung Galit-Sikka yang juga termasuk dalam rombongan Jodimus, menuturkan bahwa mula-mula dirinya didatangi si perekrut, dan menyampaikan kalau mereka sedang mencari tenaga kerja untuk bekerja di perusahan sawit di Kalimantan.

"Dapatlah kami ini, ada sekitar 72 orang. Sewaktu kami mau naik kapal Lambelu di Pelabuhan Lorens Say Maumere, oknum yang merekrut itu suruh kami agar tidak boleh berkerumun. Terpisah-pisah begitulah. Katanya, nanti ketahuan," ungkap Ari.

Sewaktu mereka sudah di dalam KM Lambelu, Joker menelepon dan mengabarkan bahwa dirinya akan menyusul. Sekian lama menanti, Joker ternyata tak juga muncul. Rupanya Joker saat itu sedang dalam perjalannan ke Larantuka, Kabupaten Flores Timur, dengan menumpang mobil.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah