"Saya kemudian telepon Pak Yuvenius, sampaikan bahwa kaka Jodi sakit parah, sebaiknya pulangkan beliau dengan anaknya ke Sikka. Pak Yuvenius janji akan carikan tiket. Namun sampai kaka Jodi meninggal, tiket kapal itu tak pernah ada. Bahkan dia mengarahkan untuk rujuk ke rumah sakit,” ujar Ari.
Kepada semua mereka, Joker bahkan mengarahkan mereka untuk mengantar Jodi ke rumah sakit, sedangkan mereka tidak memiliki sepersen pun uang. Jodi akhirnya tidak jadi diantar ke rumah sakit.
Ari menambahkan, Jodi bersama anaknya terpaksa pergi sendiri ke Kota Balikpapan pada Kamis, 28 Maret 2024, setelah menerima uang yang dikirimkan istrinya dari Sikka.
Menurut Ari, Jodi sudah merencakan akan menggunakan uang itu untuk keperluan pengobatan dan membeli tiket pulang kampung. Sayangnya, maut keburu menjemputnya sebelum tiba di rumah sakit.
Senada Ari, Sinta selaku adik Jodi yang sedang bekerja di Kutai Kartanegara pun mengisahkan, akibat penelantaran Jodi cs di pondok dengan situasi makan dan minum yang tidak jelas itu, menyebabkan kakaknya Jodimus jatuh sakit.
Sinta mengisahkan, kepada si Joker, sang kakak telah menyampaikan tentang kondisinya tersebut dan meminta Joker untuk membantu biaya berobat. Namun, bantuan itu tak kunjung datang.
"Kakak Jodi akhirnya telepon istrinya di Hoder, memintanya untuk cari uang demi keperluan pengobatan dirinya. Istrinya terpaksa menjual seekor babi besar mereka dengan harga yang hanya 1 juta rupiah. Uang itu lalu dikirim ke suaminya,” kisah Sinta.
Selain uang kiriman istrinya, Jodi pun mendapat tambahan biaya pengobatan dari seorang kakaknya dari hasil penjualan HP.