Kantongi Bukti-bukti Valid, TPDI NTT Desak Polres Sikka Segera Tangkap YS, Terduga Pelaku TPPO

- 3 April 2024, 18:19 WIB
Meridian Dewanta, SH, Koordinator TPDI NTT.
Meridian Dewanta, SH, Koordinator TPDI NTT. /Dok. Pribadi Meridian Dewanta

Baca Juga: Teater ‘Perempuan Bermahar Gading’ Karya Emilia Beribe Siap Pentas di FBN 2024, Ini Pesan Pentingnya

Menurut tutur Maria Trisanti Dehope, adik kandung almarhum Yodimus, hidup kakaknya itu tak terurus oleh YS alias Joker sebagai perekrut, terutama ketika para calon tenaga kerja dari Sikka menumpang di salah satu pondok di Kalimantan yang disebut Joker sebagai Kamp Baru.

“Mereka tinggal di pondok yang disediakan Joker itu, di dalamnya cuma ada alat dapur dengan parang, beras dan air minum atau air untuk masak sama sekali tidak ada. Setelah bertahan berhari-hari di pondok tanpa makan dan minum yang jelas, kakak (Yodimus) mengalami sakit,” tutur Maria kepada wartawan, Senin, 1 April 2024.

Pasca Yodimus jatuh sakit, lanjut Maria, ia lalu lalu menyampaikan dan meminta Joker untuk membantu biaya berobat, namun bantuan itu tak kunjung datang.

Baca Juga: Antara Jadi dan Tidak Rencana Konser Bruno Mars di Indonesia, Sandiaga Uno: Sudah Dilaporkan!

Biaya pengobatan baru didapatkan usai istri almarhum Yodimus menjual ternaknya seharga Rp1 juta, plus tambahan uang dari kakak Yodimus yang merupakan hasil dari penjualan HP.

Setelah mendapatkan uang itu, Jodi dan anak laki-lakinya, Fransiskus Minggu, menumpang mobil travel menuju rumah sakit di Kota Balikpapan untuk berobat. Sayangnya, dalam perjalanan, Jodi meninggal dunia sebelum sempat tiba di rumah sakit.

Kata Santi, jenazah Jodi yang saat itu ditemani putranya, kemudian dibawa ke rumah sakit Balikpapan. Keluarga lalu menelepon Joker untuk memintanya turut membantu biaya pemulangan jenazah almarhum dari Balikpapan ke Kabupaten Sikka. Pasalnya, biaya pemulangan jenazah yang diminta pihak rumah sakit tidaklah sedikit jumlahnya.

Baca Juga: Penipuan Online Jelang Lebaran Makin Marak, BRI Imbau Nasabah Waspada, Ikuti Tips Ini Biar Isi Rekening Aman!

“Untuk pengiriman jenazah, pihak rumah sakit minta Rp24 juta. keluarga kemudian telfon Joker, tetapi nomor HP tidak aktif. Kemudian keluarga minta saya ke Balikpapan untuk mengurus jenazah. Saya kemudian turun jemput jenazah sama anaknya sekalian. Saat itu, kami telepon lagi Joker, dia janji mau kirim uang, tetapi tidak ada kejelasan, sampai keluarga putuskan untuk makamkan jenazah di tempat kerja saya di Kutai Kertanegara," ungkap Santi.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah