Umat Ritaebang Nikmati Situasi Yerusalem, Pastor Ope: Gegap Gempita Tak Langsung Berubah dengan Pengkhianatan

24 Maret 2024, 13:11 WIB
Suasana perayaan Minggu Palma di Ritaebang, Solor Barat. /Eman Niron/FLORESTERKINI.com

FLORESTERKINI.com – Di Minggu 24 Maret 2024 pukul 06.00 WITA, umat Katolik Stasi Santu Yohanes Pembaptis Ritaebang, Keuskupan Larantuka, menikmati situasi Yerusalem sebagaimana penanggalan liturgi Katolik Minggu Palma.

Berbanjar seturut nama KBG yang ditancapkan di bawah rimbunan pepohonan, mereka dengan khusyuk menghayati pewartaan tentang kisah kegembiraan penyambutan Yesus sebagai Raja Damai sewaktu memasuki Kota Yerusalem yang dilantangkan Pastor Ope, SVD.

Bak turut serta di momentum penyambutan di gerbang Kota Yerusalem, dari  altar prosesi pembukaan perayaan Minggu Palma tersebut umat Stasi Ritaebang lalu berarak menuju gereja dan melanjutkan perayaan Ekarisiti Pembukaan Pekan Suci.

Baca Juga: Transmart Full Day Sale Minggu 24 Maret 2024 Diskon Gede-gedean, Jangan Lupa Transaksi Gunakan Kartu Ini

Pater Ope dalam warta pengantarnya menguraikan, Gereja Katolik menempatkan perayaan Minggu Palma sebagai pembukaan Pekan Suci.

“Di momen ini, kita menghayati hari di mana ada prosesi, ada pawai mulia Yesus masuk Kota Yerusalem yang disertai sorak-sorai. Suatu pawai kebesaran,” tandas pastor yang bernama lengkap Yosep Un Lasakar tersebut.

Lebih lanjut Pater Ope menerangkan, pawai Yesus itu bukanlah pawai kebesaran kebetulan, tetapi pawai yang disengajakan Yesus dengan tujuan mmperlihatkan kepada semua orang tentang siapa Dia sebenarnya, sebelum Ia masuk dalam penderitaan dan wafat-Nya di kayu salib.

Baca Juga: Siaga Satu Saat Bumil Lahiran Dadakan, Ikuti Instruksi Ini Biar Ibu Aman, Bayi Selamat dan Sehat

“Dia adalah Almasih yang dijanjikan Tuhan dan yang wartakan para nabi. Dia adalah Raja yang akan datang membawa damai bagi seluruh orang yang berkenan pada Allah. Dia adalah Penebus dan Juru Selamat bagi seluruh dunia,” seru Pater Ope.

Selanjutnya, Pater Ope dengan lantang menekankan, peristwa ini sesungguhnya mengajak umat Katolik, khusunya di Stasi Ritaebang, untuk berani menentukan pilihan sikap iman yang tegas dan benar, sikap iman yang tidak gampang goyah, bimbang dan ragu, yang tidak sekadar ikut-ikutan (ikut arus, ikut ramai), apalagi beriman yang plin-plan, yang kabur dan suram, serta cuma napas dan desah.

“Sorak-sorai Hosana yang melengking penuh sukacita, berani dan bangga  itu, karena kita punya Juruselamat. Ini tidak boleh berubah dan berbalik sekejap dengan sorak pengkianatan: salibkanlah dia, salibkanlah dia! Daun palma yang dilambai-lambai penuh sukacita, kiranya tidak saja langsung berbalik kita gunakan untuk mencambuk dan mencabik Yesus dalam ziarah hidup kita,” tegasnya.

Baca Juga: Jadwal Seru FTV & Sinetron Spesial SCTV Hari Minggu 24 Maret 2024: Bidadari Surgamu Jangan Sampai Ketinggalan!

Tak berhenti di situ, Pater Ope lebih lanjut menegaskan, tangan-tangan yang melambai, kiranya tidak langsung berbalik menjadi tangan-tangan yang tidak berperasaan, kasar menampar dan menggantung Yesus.

“Mari kita berjalan bersama Dia walau kitapun harus mengalami banyak risiko, banyak tantangan, penderitaan dan salib. Semoga sekali Yesus, tetap Yesus, dan selamanya Yesus,” pungkas Pater Ope.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler