RENUNGAN KATOLIK Minggu 14 Agustus 2022: Makna Magnificat dalam Revolusi Rangkap 3

- 13 Agustus 2022, 20:05 WIB
RENUNGAN KATOLIK Minggu 14 Agustus 2022: Makna Magnificat dalam Revolusi Rangkap 3.
RENUNGAN KATOLIK Minggu 14 Agustus 2022: Makna Magnificat dalam Revolusi Rangkap 3. /Flores Terkini/pixabay

FLORES TERKINI – Renungan Katolik Minggu 14 Agustus 2022, bertepatan dengan Pesta Bunda Maria Diangkat ke Surga.

Bacaan-bacaan Suci yang diperdengarkan kepada kita hari ini sekaligus untuk direnungkan bersama adalah Why. 11:19a;12:1.3-6a.10ab; 1Kor. 15:20-26; dan Luk. 1:39-56.

“Magnificat anima mea Dominum: Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku".

Baca Juga: Sinopsis Cinta Setelah Cinta Sabtu 13 Agustus 2022: Ribut Lagi, Arya dan Niko Jual Perasaan di Depan Starla

Keagungan Maria, Bunda Almasih, dilukiskan Kitab Wahyu dalam sebuah lambang indah: "Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari duabelas bintang di atas kepalanya".

Tetapi perempuan agung itu juga sangat banyak menderita sejak ia mengandung dan melahirkan Putranya, dan kemudian mengikuti Dia hingga sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya.

Dalam Injil dikisahkan bahwa Maria yang baru mengalami penjelmaan Sang Sabda langsung bergegas mengunjungi Elisabet sepupunya di Ain Karim, sebuah kota kecil di pegunungan Yehuda.

Baca Juga: UPDATE Jadwal Acara NET TV Hari Ini, Sabtu 13 Agustus 2022: Nonton Catatan Si Bocil dan Tonight Show

Elisabet penuh sukacita Roh Kudus, memuji keagungan Bunda Almasih yang datang mengunjungi dia dengan berseru: "Terberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Maria menerima salam dan pujian Elisabet, tetapi langsung meneruskan pujian itu kepada Allah dalam madah Magnificat: "Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku".

Dalam hal ini, Maria bertindak menurut Mazmur 115:1: "Bukan kami ya Tuhan, bukan kami, melainkan Nama-Mulah yang dimuliakan".

Baca Juga: Terindikasi Palsu: Kabareskrim Gugurkan Laporan Pelecehan yang Dilakukan Brigadir J Terhadap Putri Candrawathi

MAGNIFICAT: Madah Pujian Maria ini, bukanlah sekadar sebuah doa saleh yang indah, melainkan sebuah himne revolusioner tentang Kerajaan Allah.

'Revolusi' di sini dalam arti penjungkirbalikan nilai-nilai manusia lama oleh Tuhan untuk melahirkan nilai-nilai baru Kerajaan Allah.

Ada revolusi rangkap tiga. Pertama, revolusi rohani: "Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang congkak hati" (1:51), tapi "Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia" (1:50).

Baca Juga: UPDATE Jadwal Acara RCTI Hari Ini, Sabtu 13 Agustus 2022: Cek Jam Tayang Junior MasterChef Indonesia S3

Kedua, revolusi politik: "Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah" (1:52).

Ketiga, revolusi sosial-ekonomi: "Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang kaya pergi dengan tangan hampa" (1:53).

Himne revolusioner yang dinyanyikan Maria kelak dilaksanakan oleh Sang Putra dalam karya penebusan-Nya, untuk menegakkan keadilan, damai sejahtera, dan sukacita Kerajaan Allah.

Seluruh hidup Maria, Bunda tersuci, adalah sebuah Magnificat, madah pujian bagi Tuhan, karena Bunda Penebus ini setia mengikuti jejak Sang Putra dari palungan Betlehem sampai ke kaki Salib di Kalvari.

Baca Juga: 5 Syarat Lolos PPPK 2022 Tanpa Test Sesuai SE Menpan RB Terbaru, Anda Termasuk?

Kini, ketika kita umat beriman menghormati Bunda dalam kemuliaan surgawi, Maria dalam kerendahan hatinya tetap menyanyikan madah pujian hingga keabadian bagi Tuhan, yang telah melakukan karya agung dalam dirinya: "Magnificat anima mea Dominum".

DOA

Bunda Maria,
doakanlah keselamatan umat manusia yang masih terus berjuang mengatasi pelbagai macam pertikaian untuk mewujudkan damai.
Khususnya kami mohon pengantaraan doamu bagi umat yang sangat menderita di Ukraina.
Dan bantulah kami, Bunda, utk mengikuti teladanmu:
menghayati firman dengan segenap hati serta mewujudkannya dalam tindakan kasih,
mengikuti Yesus dengan tabah dan setia dalam suka-duka sampai ke kaki Salib,
dan menjadikan hidup kami sebuah Magnificat, madah pujian bagi Tuhan:
"Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku".
Amin.

Disclaimer: Renungan Katolik Minggu 14 Agustus 2022 ini dibawakan oleh Pater Leo Kleden SVD, dan dibagikan di sini dengan perubahan seperlunya, dengan maksud evangelisasi di media sosial.

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah