SIMAK! Ini Alasan Mengapa KWI Tetapkan Bulan September sebagai Bulan Kitab Suci Nasional

- 30 September 2023, 07:49 WIB
Ilustrasi Kitab Suci.
Ilustrasi Kitab Suci. /Pixaabay.com/stempow

Baca Juga: Tahbis Jadi Imam Katolik di Tengah Penduduk Mayoritas Islam, Pater Goris: Ini Latar Belakang Perutusan Kami

Penetapan bulan September sebagai BKSN itu tidak terlepas dari seorang tokoh besar dalam Gereja Katolik. Tokoh tersebut sangat berjasa dalam menerjemahkan Kitab Suci yang kita miliki sekarang, yakni Santo Hieronimus.

Santo Hieronimus yang hidup di antara tahun 342-420 menerjemahkan teks Kitab Suci dari bahasa asli Yunani, Aram, dan Ibrani, ke dalam bahasa Latin atau yang disebut Vulgata. Hasil terjemahannya itu lalu bisa diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Italia, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan berbagai bahasa di dunia.

Sekilas Kisah tentang Santo Hieronimus

Dalam buku Orang Kudus Sepanjang Tahun yang ditulis oleh Mgr. Nicholas Martinus Scheneiders, CICM (Jakarta: Penerbit Obor, 1997), diterangkan bahwa Eusebius Hieronimus Sophronius lahir pada tahun 342 di Stridon, Dalmatia. Ayahnya, Eusebius, adalah seorang beriman Kristen yang saleh dan dikenal sebagai tuan tanah yang kaya. Ia mendidik Hieronimus sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan hidup Kristiani dan kerja keras.

Baca Juga: Secuil Kisah Masa Kecil Pater Goris Kaha SVD, Ternyata Tak Pernah Luput dari Bullyan Teman Seangkatan

Ketika berusia 12 tahun, Hieronimus dikirim ke Roma untuk belajar ilmu hukum dan filsafat. Studinya berjalan lancar, namun cara hidupnya tidak tertib karena pengaruh kehidupan moral orang Roma yang tidak terpuji pada masa itu. Untunglah, ia lekas sadar dan bertobat.

Sebagai bukti pertobatannya, Hieronimus lalu minta untuk dibaptis oleh Paus Liberius. Rahmat pembaptisannya terus dihayatinya dengan banyak berdoa dan berziarah ke makam para martir dan para rasul. Kehidupan rohaninya terus meningkat, demikian pula cintanya kepada Tuhan dan sesama.

Santo Hieronimus.//
Santo Hieronimus.// Dok. Gereja Katolik

Pada tahun 370, Hieronimus berangkat ke Kota Aquileia, dan di sana ia mendapat bimbingan dari Uskup Valerianus. Lalu ia pindah ke Antiokia dan menjalani hidup bertapa. Empat tahun ia hidup di gurun Chalcis, di luar Kota Antiokia, untuk belajar, berdoa, dan berpuasa. Di bawah bimbingan seorang rabi, ia belajar bahasa Yunani dan Ibrani.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah