Kunjungi Athena-Yunani, Paus Fransiskus Beri Sentuhan Rohani kepada Semua Keluarga, Simak Pidato Lengkapnya

- 9 Desember 2021, 08:55 WIB
Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus.
Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus. /Tiziana Fabi/Pool via REUTERS

  

FLORES TERKINI - Paus Fransiskus memulai perjalanan penting ke Yunani pada Sabtu 4 Desember 2021 yang lalu dengan kunjungan pertama ke Athena.

Adapun tujuan kunjungan kepausan ini yakni untuk meningkatkan hubungan yang penuh sejarah dengan Gereja Ortodoks negara itu, dan menyoroti penderitaan para pengungsi.

Perjalanan pemimpin Gereja Katolik Roma ini berakhir pada Senin 7 Desember 2021 setelah dia mengunjungi pulau Lesbos.

Baca Juga: Perdana Menteri Scott Morrison Tegaskan Tidak akan Mengirim Pejabat ke Olimpiade Musim Dingin di Beijing

Pada kesempatan itu, Paus Fransiskus pun memberikan pesan rohani kepada semua keluarga bukan saja beragama Katholik namun kepada semua penganut agama apapun di dunia ini.

Dalam pidatonya, Paus Fransiskus menyampaikan bahwa Keluarga adalah tempat pengampunan.

Dikatakannya bahwa tidak ada keluarga yang sempurna, ada yang tidak memiliki orang tua yang sempurna, ada juga diri sendiri yang tidak sempurna semisal tidak menikahi dengan orang yang sempurna dan juga tidak dikaruniai anak yang sempurna.

Baca Juga: Akibat Serikat Pekerja Menolak Kontrak, Perusahan Makanan Kellogg akan Rombak Karyawannya secara Permanen

Dikatakannya juga bahwa kita memiliki keluhan satu sama lain. Kita tidak bisa hidup bersama tanpa saling menyinggung. Kita terus-menerus kecewa. Ya karena banyak alasan di waktu yang berbeda kita kecewa satu sama lain.

"Tidak ada pernikahan yang sehat atau keluarga yang sehat tanpa latihan pengampunan. Pengampunan adalah obat kegembiraan dan kebahagiaan keluarga. Pengampunan sangat penting untuk kesehatan emosional dan kelangsungan hidup rohani kita," ujar Paus Fransiskus.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa kita tidak peduli siapa pelakunya atau siapa korbannya, sebab tanpa pengampunan, keluarga menjadi arena konflik dan benteng kejahatan.

Baca Juga: Departemen Kehakiman AS Ajukan Gugatan terhadap Texas tentang Distrik Legislatif Negara Bagian

"Tanpa pengampunan, keluarga menjadi sakit dan tidak sehat. Pengampunan adalah asepsis jiwa, penyucian jiwa dan pembebasan hati. Tidak ada dosa yg terlalu besar untuk diampuni. Dia yang tidak mengampuni tidak memiliki kedamaian dalam jiwanya dan tidak dapat memiliki persekutuan dengan Tuhan," sambungnya.

Paus Fransiskus juga menambahkan bahwa tanpa pengampunan adalah setan dan racun yang memabukkan dan membunuh orang yang menolak untuk memaafkan

"Menyimpan rasa sakit hati yang tak kenal ampun di hati Anda adalah sikap yang merusak diri sendiri. Mereka yang tidak memaafkan sakit secara fisik, emosional dan spiritual. Dan mereka akan menderita dalam dua cara," imbuhnya.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi dari Myanmar Dijatuhi Hukuman Empat Tahun Penjara, Begini Respon Negara-negara Barat

Untuk alasan ini, keluarga harus menjadi tempat hidup bukan tempat kematian;
tempat pengampunan, tempat surga dan bukan tempat neraka.

Wilayah penyembuhan dan bukan penyakit, belajar pengampunan dan bukan rasa bersalah.

Pengampunan membawa sukacita di mana kesedihan telah membawa kesedihan dari penyembuhan di mana kesedihan telah menyebabkan penyakit.

Baca Juga: Iran Memberlakukan Protokol Pintar untuk Orang yang Tidak Divaksinasi demi Memerangi Varian Baru Covid-19

Keluarga adalah tempat saling mendukung dan bukan menjadi tempat gosip dan fitnah satu sama lain.

Itu harus menjadi tempat penyambutan bukan tempat penolakan.

"Memalukan bagi mereka yang menanam kejahatan tentang orang lain.
Kita adalah keluarga dan bukan musuh, ketika seseorang mengalami tantangan, yang mereka butuhkan hanyalah dukungan," tutup Paus Fransiskus.***

Editor: Eto Kwuta

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah