FLORESTERKINI.com – Sejak Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menetapkan status tanggap darurat erupsi Gunung Lewotobi pada awal tahun 2024, ribuan warga yang berada di sekitar kawasan gunung api tersebut akhirnya harus keluar dari kampungnya untuk mengungsi.
Setelah hampir satu bulan berada di kamp pengungsian, sebanyak 4 pengungsi dari ribuan pengungsi tersebut meninggal dunia. Dari data yang diperoleh, empat warga terdampak erupsi yang meninggal berasal dari Desa Nobo dan Nurabelen.
Penjabat Bupati Flores Timur Doris Alexander Rihi mengatakan, keempat warga tersebut diketahui meninggal dunia karena lanjut usia serta penyakit bawaan.
Baca Juga: Antisipasi Cuaca Ekstrim dan Longsor, KPU Belu Prioritaskan Distribusi Ligistik ke Daerah Perbatasan
"Yang sudah meninggal empat orang dan informasi bahwa semua meninggal karena usia lanjut dan penyakit bawaan," ujarnya di Posko Pengungsian Kecamatan Wulanggitang, Minggu, 28 Januari 2024.
Doris Rihi mengatakan, pemerintah terus memantau perkembangan para pengungsi dan memastikan kebutuhan mereka selalu terpenuhi. Pihaknya menjamin segala kebutuhan yang berkaitan dengan pangan, pakaian dan obat-obatan selalu tersedia.
Tidak hanya itu, pemerintah dengan dibantu oleh beberapa instansi dan sejumlah komunitas warga selalu memberikan dukungan kepada kelompok rentan seperti lanjut usia, disabilitas, ibu hamil, dan anak-anak.
Oleh karena itu, kata Doris Rihi, pihaknya menegaskan bahwa para pengungsi yang meninggal dunia tidak disebabkan oleh kondisi pengungsian yang buruk atau pun kekurangan makanan.