FLORESTERKINI.com - Cuaca alam Indonesia belakangan ini cukup ekstrim. Hal ini sejalan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang telah memproyeksikan bahwa cuaca di Indonesia yang umumnya akan disertai hujan. Prakiraan ini seiring dengan keberadaan dua bibit siklon tropis di sebelah tenggara Samudera Hindia dan Teluk Carpentaria.
Nurul Tazaroh, seorang prakirawan BMKG, menjelaskan bahwa kedua sistem tersebut menyebabkan peningkatan kecepatan angin hingga lebih dari 50 kilometer per jam. Kecepatan angin inilah yang berpotensi meningkatkan ketinggian gelombang laut di sekitar bibit siklon tropis tersebut.
Menurutnya, bibit siklon tropis menciptakan daerah di mana kecepatan angin melambat atau konvergensi. Bibit siklon tropis juga menciptakan titik pertemuan angin yang membentang dari Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Jawa Tengah.
"Bibit siklon tropis itu juga membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi dan pertemuan angin yang memanjang dari Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Jawa Tengah," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip FLORESTERKINI.com dari Antara.
Dalam pernyataan yang sama, Nurul juga menyoroti adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang teridentifikasi aktif di wilayah maritim kontinental, yang secara aktif berkontribusi pada pembentukan awan hujan di Indonesia.
Berdasarkan prakiraan BMKG, cuaca di Pulau Sumatra akan didominasi oleh hujan. Sementara hujan ringan diprediksi terjadi di Bengkulu dan Bandar Lampung. Sementara itu, Pekanbaru, Jambi, dan Pangkal Pinang berpotensi mengalami hujan petir. Di sisi lain, Padang, Tanjung Pinang, Medan, dan Banda Aceh berpotensi diliputi oleh awan berawan dan cerah.
Baca Juga: ASN Full Senyum! THR Idul Fitri Cair 22 Maret 2024, Bakal Diberikan Paket Lengkap, Apa Itu?
Seluruh wilayah di Pulau Jawa diprediksi akan turun hujan, dengan Jakarta berpotensi mengalami hujan ringan; Serang, Semarang, dan Yogyakarta berpotensi mengalami hujan sedang; sementara Surabaya berpotensi mengalami hujan petir.
Kepulauan Sunda Kecil yang mencakup Provinsi Bali, NTB dan NTT juga diprediksi akan turun hujan, dengan hujan ringan akan terjadi di Denpasar dan Kupang, serta hujan sedang di Mataram.
Selanjutnya, cuaca di Pulau Kalimantan juga diperkirakan akan didominasi oleh hujan. Hujan ringan diprediksi terjadi di Tanjung Selor, Samarinda, dan Palangka Raya, sementara Banjarmasin berpotensi mengalami hujan petir dan Pontianak diliputi kabut.
Di Sulawesi, hujan ringan hingga sedang diprediksi turun di Makassar, Kendari, dan Manado. Sementara itu, Gorontalo, Palu, dan Mamuju berpotensi mengalami cuaca cerah berawan. Sementara itu, di wilayah timur Indonesia umumnya diprediksi akan terjadi hujan ringan, termasuk di Jayapura, Ambon, dan Ternate, dengan kondisi cuaca berawan di Manokwari, menurut BMKG.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, gelombang atmosfer Kelvin teridentifikasi aktif di beberapa wilayah seperti di Sulawesi bagian tengah dan selatan serta di wilayah Maluku. Sementara itu, gelombang Rossby ekuator teridentifikasi aktif di wilayah Jawa bagian tengah dan timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Prediksi angin permukaan wilayah Indonesia bagian utara masih didominasi oleh angin dari arah utara timur laut, sementara wilayah selatan didominasi oleh angin dari arah barat barat laut dengan kecepatan berkisar antara 10 hingga 50 kilometer per jam.
Nurul menekankan kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang dengan kecepatan di atas 50 kilometer per jam di sebagian wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku bagian selatan, dan Papua bagian selatan.
Dengan prakiraan cuaca tersebut di atas, Nurul menyebutkan bahwa suhu udara di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan umumnya berkisar antara 20 hingga 34 derajat Celsius dengan kelembaban berkisar antara 55 hingga 100 persen.
"Prakiraan tinggi gelombang laut di Indonesia umumnya berkisar antara 0,5 hingga 2,5 meter. Waspadai potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter yang diperkirakan terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Timur, dan di Laut Arafuru," pungkasnya.***