FLORESTERKINI.com – Ribuan umat Katolik mengikuti misa Malam Natal yang dipimpin langsung oleh Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, Pr, di Gereja Katedral St. Yoseph Maumere, Minggu, 24 Desember 2023.
Mgr. Ewaldus dalam homilinya menyampaikan, hidup sukacita dan penghuni surga menghadirkan sebuah sukacita dalam ziarah hidup, dan bersama-sama bersukacita karena seorang Penebus telah lahir ke dunia.
Kelahiran Tuhan Yesus, lanjut Mgr. Edwaldus, sungguh membawa pengharapan kegembiraan yang nyata dalam pengalaman hidup di dunia dengan segala suka-dukanya.
Dikatakannya, kelahiran Yesus telah diramalkan Yesaya yang dengan penuh keyakinan bermadah bahwa bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. Terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kegelapan.
"Malam ini ketika kita bersama-sama bergembira, Gereja sejagat mengajak untuk merenungkan arti kelahiran Yesus pada ribuan tahun silam. Yesaya meramalkan kedatangan penuh daya, bahkan kehadiran seorang penguasa sejati yang menjatuhkan penguasa-penguasa lalim,” kata Uskup Maumere.
Ia melanjutkan, nubuat Yesaya memang lahir dari situasi hidup penuh penderitaan pada masa itu. Deraian air mata meratapi kelaliman penguasa yang bobrok, berpesta di atas keringat rakyat, bercanda ria dalam kehidupan rakyat kecil dan hanya patuh pada kekuasaan, kekayaan dan harga diri.
Baca Juga: Terungkap Oknum di Sikka yang Diduga Provokasi Warga untuk Copot Pj Kades Parumaan
Meski Yesaya sering dicap sebagai pemimpin yang konyol atau nabi yang gila dalam imajinasi akan seorang raja, namun ia tetap yakin akan rahmat penglihatan yang diberikan Yahwe kepadanya. Dalam ketabahan diri dan kehalusan bertutur, Yesaya hanya bertahan dalam percaya dan harapan.
Mgr. Edwal menambahkan, Nabi Yesaya menubuatkan cahaya di tengah kegelapan, harapan di tengah keputusasaan, dan cinta di tengah segala kebencian.
Secara amat tajam, sang nabi menubuatkan sebuah pola hidup yang terbaik, kadang ganjil dan aneh. Namun dalam kuasa rahmat, Anak Allah memancarkan keselamatan terang dunia.
Baca Juga: Pj Kades Parumaan di Sikka Bantah Tudingan Terkait BLT Dana Desa yang Tidak Melalui Musyawarah
“Inilah misteri kasih Allah yang memang susah dipahami, dalam kemegahan dan kekuasaan dunia namun dapat dihayati dalam kesederhanaan dan ketulusan,” ujarnya.
Karena itu, kata Mgr. Ewaldus, Natal tidak lagi menjadi perayaan memamerkan kekuasaan dan kekayaan, tidak lagi menjadi pertarungan pretasi dan prestise (harga diri), melainkan saat berahmat untuk menghargai dan menghormati sesama manusia dengan penuh kasih.***