Amerika Serikat Yakin Iran Ada di Balik Serangan Pesawat Tak Berawak ke Pangkalan AS di Suriah

- 26 Oktober 2021, 06:50 WIB
Ilustrasi. Para pejabat Amerika Serikat yakin Iran berada di balik serangan pesawat tak berawak pekan lalu di sebuah pos terdepan militer di al-Tanf di Suriah selatan tempat pasukan Amerika bermarkas.***
Ilustrasi. Para pejabat Amerika Serikat yakin Iran berada di balik serangan pesawat tak berawak pekan lalu di sebuah pos terdepan militer di al-Tanf di Suriah selatan tempat pasukan Amerika bermarkas.*** /Reuters/

FLORES TERKINI – Para pejabat Amerika Serikat yakin Iran berada di balik serangan pesawat tak berawak pekan lalu di sebuah pos terdepan militer di al-Tanf di Suriah selatan tempat pasukan Amerika bermarkas.

Para pejabat mengatakan Senin 25 Oktober 2021 bahwa AS percaya bahwa Iran menyediakan sumber daya dan mendorong serangan itu.

Akan tetapi pesawat tak berawak itu tidak diluncurkan dari Iran, layanan berita The Associated Press ikut melaporkan sebagaimana dilansir Aljazeera.

Baca Juga: Laporan PBB: Tingkat Gas Rumah Kaca Mencapai Rekor Tertinggi pada Tahun 2020

Drone itu milik Iran, dan Iran tampaknya telah memfasilitasi penggunaannya. Hal ini dikatakan para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonym membahas rincian yang belum dipublikasikan.

Para pejabat mengatakan mereka yakin serangan itu melibatkan sebanyak lima pesawat tak berawak yang sarat dengan bahan peledak.

Lebih dari itu, mereka menghantam sisi garnisun al-Tanf AS dan sisi tempat pasukan oposisi Suriah berada.

Baca Juga: Ribuan Orang Membanjiri Jalan-jalan Khartoum dan Memprotes Penangkapan Para Pemimpin Sipil di Sudan

Tidak ada laporan cedera atau kematian akibat serangan itu, tetapi serangan itu terjadi dalam periode meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.

Pemerintahan Biden pekan ini mengatakan upaya diplomatik internasional untuk membawa Iran kembali ke kesepakatan nuklir 2015 berada di “tempat kritis” dan kesabaran AS menipis.

Pasukan AS dan koalisi berpangkalan di al-Tanf untuk melatih pasukan Suriah berpatroli guna melawan militan ISIS.

Baca Juga: Amerika Serikat Siap Berikan Bantuan Senilai 800 Ribu Dolar ke Malaysia untuk Penanganan Covid-19

Pangkalan itu terletak di jalan yang berfungsi sebagai penghubung penting bagi pasukan yang didukung Iran dari Teheran ke Lebanon selatan dan Israel.

Juru bicara Pentagon John Kirby menolak memberikan rincian ketika ditanya tentang laporan tersebut selama konferensi pers Senin 25 Oktober 2021.

Kirby menyebutnya sebagai "serangan yang kompleks, terkoordinasi dan disengaja" dan mengatakan AS telah melihat yang serupa sebelumnya dari kelompok milisi Syiah yang didukung oleh Iran.

Baca Juga: Bersama Partai Demokrat, Waket MPR RI Dukung Menlu Tolak Pemimpin Junta Myanmar Hadir di KTT ASEAN

Tapi dia tidak mau menjelaskan secara spesifik dan mengatakan dia tidak memiliki informasi terbaru tentang amunisi yang digunakan dalam serangan itu.

Kirby juga menolak untuk mengatakan apakah pasukan telah diperingatkan sebelumnya, atau apakah AS bermaksud untuk membuat tanggapan militer.

"Perlindungan dan keamanan pasukan kami di luar negeri tetap menjadi perhatian utama menteri," kata Kirby.

Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Dukung Upaya Pemulihan Krisis Listrik Jelang Pleno Bulan November

Jika ada tanggapan, itu akan terjadi pada waktu dan tempat dan cara yang kami pilih, dan kami tentu tidak akan mendahului keputusan semacam itu,” kata Kirby.

Media pro-Iran telah mengatakan bahwa serangan terhadap al-Tanf dilakukan oleh sekutu Suriah.

Sebuah referensi yang jelas untuk kelompok-kelompok yang didukung Iran, sebagai pembalasan atas serangan Israel beberapa hari sebelumnya di dekat kota kuno bersejarah Suriah, Palmyra.

Baca Juga: Taliban Izinkan Gadis-gadis Afghanistan akan Segera Masuk Kembali ke Sekolah Menengah

Israel telah disalahkan atas serangan itu, tetapi para pejabat AS mengatakan militer AS tidak terlibat.

AS menyediakan $3,5 miliar per tahun untuk mendukung militer Israel. Serangan udara Israel di dekat Palmyra menewaskan satu tentara Suriah dan tiga pejuang pro-Iran, menurut pemantau perang yang berbasis di Inggris.

“Anda dapat menganggap bahwa serangan terhadap al-Tanf adalah implementasi” dari janji-janji sebelumnya oleh sekutu Suriah untuk membalas Palmyra,” kata seorang pejabat dengan apa yang disebut Poros Perlawanan.

Baca Juga: Taliban Izinkan Gadis-gadis Afghanistan akan Segera Masuk Kembali ke Sekolah Menengah

Dia mengatakan aliansi politik-militer anti-Barat yang mencakup Iran, Suriah, Hizbullah dan kelompok-kelompok lain berjuang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar Assad.

Serangan besar Iran terakhir terhadap pasukan AS adalah pada Januari 2020, ketika Teheran meluncurkan rentetan rudal balistik di pangkalan udara al-Asad di Irak.

Pasukan AS dan koalisi diperingatkan tentang rudal yang masuk dan mampu berlindung, tetapi lebih dari 100 anggota layanan AS menerima cedera otak traumatis akibat ledakan tersebut.

Serangan Iran itu sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak AS awal bulan itu di dekat bandara Baghdad yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.

Dua bulan setelah serangan al-Asad, jet tempur AS menyerang lima lokasi sebagai pembalasan, menargetkan anggota milisi Syiah yang didukung Iran yang diyakini bertanggung jawab atas serangan roket Januari.***

Editor: Eto Kwuta

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah