Network
FLORESTERKINI.com – Lebih dari sebulan pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sejumlah warga dari desa-desa terdampak bencana itu hingga kini masih berada di lokasi pengungsian. Tentunya, selain pasokan makanan, kebutuhan akan air bersih juga menjadi hal penting yang diharapkan para pengungsi tersebut.
Hal itu terungkap dari mulut para pengungsi, tatkala rombongan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur berkunjung ke lokasi pengungsian di area persawahan Desa Konga, Kecamatan Titehena, belum lama ini, Minggu, 4 Februari 2024.
Kepada PGRI Flotim, warga meluapkan keluh kesah dan isi hati mereka terkait kesulitan menampung air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu sebagai tindak lanjutnya, PGRI Flotim di bawah komando ketuanya, Maksimus Masan Kian, pun mendatangkan profil tank ke wilayah itu.
Baca Juga: Drakor Viral! ‘Love Song for Illusion’ Siap Tayang dengan Subtitle Indonesia, Begini Sinopsisnya
Adapun warga pengungsi di persawahan Konga berasal dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura. Titik pengungsian yang mereka tempati saat ini adalah sebuah bangunan tanpa dinding. Belakangan, sebagian dinding ditutupi dengan terpal. Lokasi pengungsian mandiri ini tidak jauh dari posko utama di Desa Konga yang dikelola oleh pemerintah.
Ketua PGRI Flotim Maksimus Masan Kian mengatakan, di tempat yang sama PGRI Flores Timur sudah datang kurang lebih lima kali. Di kedatangan yang terakhir itulah PGRI Flotim mendapati adanya curahan warga yang kesulitan menampung air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Curahan itu pun langsung direspon oleh PGRI Flores Timur.
“Hari ini, kami hadir membawa bantuan profil tank, dengan harapan sedikitnya dapat memenuhi kebutuhan warga pengungsi untuk menampung air,” kata Maksimus Masan Kian.
Ketua PGRI Flores Timur pada kesempatan itu juga menyampaikan, PGRI Flotim akan tetap konsisten hadir untuk memberikan donasi yang tentunya disesuaikan juga dengan kebutuhan warga pengungsi.
