FLORESTERKINI.com – Pasca para pengungsi diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing, kewaspadaan terhadap aktivitas lanjutan dari Gunung Lewotobi Laki-laki itu masih terus dilakukan. Hal ini diwujudkan dengan adanya pemberlakuan jam malam oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Pemkab Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di desa-desa yang terdampak erupsi gunung berapi tersebut.
Kepala Bagian Penanganan Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Petrus Pedo Maran, menjelaskan bahwa jam malam itu diberlakukan untuk meningkatkan kewaspadaan warga jika terjadi erupsi susulan dengan intensitas tinggi, sekaligus sebagai langkah mitigasi kerawanan bencana alam. Adapun jam malam di lokasi bencana itu sudah diterapkan sejak Rabu, 7 Februari 2024.
“Lagi pula sebagian pengungsi sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing sehingga jam malam ini diberlakukan,” kata Petrus Pedo Maran belum lama ini, dikutip FLORESTERKINI.com dari ANTARA, Minggu, 11 Februari 2024.
Baca Juga: Pilpres, Rakyat Mencari Pemimpin Menjelang Pemilu 2024
Selain itu, lanjut Pedo Maran, masyarakat juga diberikan edukasi tentang situasi kedaruratan. Edukasi diberikan melalui jajaran pemerintah kecamatan.
Meskipun begitu, ia menyebut masih ada warga dari satu desa di Kecamatan Ilebura, yakni Desa Klatanlo, yang belum diizinkan pulang ke rumah masing-masing. Pasalnya, desa tersebut jaraknya dekat dengan gunung api itu.
Sedangkan kegiatan belajar-mengajar untuk anak sekolah tetap dilaksanakan, dengan sementara waktu memanfaatkan gedung milik koperasi di desa itu.
Baca Juga: Seorang Lansia di Sikka Meninggal Dunia Karena Gigitan Anjing, Bermula dari Hal ‘Kecil’ Ini
“Jadi ada kantor koperasi kredit yang bisa dimanfaatkan ruangannya. Untuk sementara di situ dulu, sehingga proses belajar-mengajar bisa dilaksanakan bagi anak-anak di desa itu,” ujarnya.